Rabu, 19 Desember 2018

Kita Mengandalikan atau Dikendalikan oleh Teknologi ?


      Tahukah kamu apa itu “ Teknologi “ ?  Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). “Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia”. Apakah kalian pengguna teknologi digital ? Kebanyakan akan  jawab ya. Perangkat elektronik memang berguna dalam  pekerjaan, kehidupan  sosial, dan hiburan. 
 ,   Fenomena perkembangan teknologi informasi sampai saat ini begitu pesat, globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Pengaruh globalisasi, sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi karena banyaknya kemajuan teknologi yang masuk kedalam Negara dan bangsa kita. hampir tiap bulan perusahaan-perusahaan elektronik mengeluarkan produk baru mereka, terutama produk telekomunikasi. mereka mengeluarkan produk Handphone, Smartphone, Tablet, dan sebagainya. Terlebih dengan didukungnya berbagai media sosial internet yang gratis, dengan fungsi variatif mulai dari chating, update status, berbagai foto atau video, dan lain-lain. Yang pada akhirnya, tingkat konsumsi manusia saat ini terhadap gadget begitu besar, bahkan bisa dikatakan menjadi kebutuhan sehari-hari. Ibarat hidup, "tidak apa-apa jika telat makan, yang penting update status dulu".
     Bahkan sampai kekehidupan keluarga, seperti radio, hp, dan yang tidak asing lagi yaitu televisi. Televisi hampir semua kalangan kehidupan keluarga memiliki benda tersebut. Karena televisi selain menarik televisi juga bisa memberikan berbagai informasi, pengetahuan, dan hiburan. Dengan televisi bisa mengetahui kehidupan berbagai Negara. Televisi mempunyai banyak saluran/ gelombang, sehingga pemilik bisa memilih acara yang dikehendakinya, kerena mempunyai acara-acara tersendiri setiap gelombangnya. 
Teknologi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. 
       Dampak sosial dari teknologi, tentunya ada positif dan negatif. Secara pribadi dampak positif tersebut tidak saya pungkiri. Dan saya pribadi pun masih memanfaatkannya. Namun, demikian berawal dari pengalaman pribadi dan merefleksi diri ini, bisa kita bayangkan waktu dan aktifitas kita bisa tersita hanya dengan benda kecil atau yg biasa kita sebut gadget atau teknologi lainnya. Mari kita lihat tidak jarang banyak manusia saat ini fokus menggunakan gadgetnya di jalan, kantor, rumah, mall, bus, toilet, maupun kendaraan pribadi. Di sisi lain, tentunya kita harus sadari bahwa ada yg dikorbankan, seperti teman kita, saudara, orang tua, dan sebagainya. Dan yang lebih bahaya lagi jika terjadi korban jiwa, seperti halnya menggunakan gadget pada saat sedang berkendara, sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
      Anak zaman sekarang sudah mempunyai gadget dan tiada hari tanpa memegang gadget terasa tidak enak karena gadget dapat di pergunakan sebagai alat komunikasi, dan sebagai alat yang dapat menyimpan file-file yang sangat berharga. Anak - anak zaman sekarang lebih mementingkan gadget daripada pelajaran. 
Tindakan remaja khususnya siswa yang sering ditemukan, yaitu :

Fakta Negatif
1. Banyak siswa yang mempunyai handphone waktu    luangnya banyak tersita untuk chattingan atau saling telepon (bukan untuk belajar).
2. Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di dalam kelas siswa memilih sibuk dengan handphone mereka.
3. Sebagian siswa yang menggunakan alat komunikasi tersebut untuk saling berkomunikasi ketika saat ulangan.
4. Banyak siswa yang menyimpan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi.

Fakta Positif
1. Siswa tidak gagap teknologi, siswa dapat mengikuti perkembangan era teknologisasi dunia dan siswa dapat lebih produktif, efektif dan efisien dalam waktu, energi dan biaya karena ada sarana komunikasi yang memudahkan urusannya.
2. Siswa dapat mencari materi dengan search lewat gadget melalui internet.

Kawan, sungguh saya dulu seperti itu, sebentar-sebentar nunduk liat gadget apakah ada yg update status, sms, posting, dan sebagainya. kumpul bareng teman-teman offline pun, saya masih fokus dengan gadget. Alhamdulillah, saat ini saya bisa mengontrol diri untuk tidak seperti itu. Sangat wajar jika kita mengupdate status atau mantau media online sehari sekali. Karena tentunya kita terkait informasi dan pertemanan. Tapi sekali lagi, jangan jadi kebiasaan, sehingga kita tidak bisa meninggalkan kehidupan gadget, walau hanya sehari saja. Membiasakan diri untuk tidak bergadget ria, tentunya akan mudah untuk mengendalikan gadget. Dan pastinya kita sudah benar-benar menjadikan sarana komunikasi itu lebih efektif.
       Kawan, ingat pula bahwa banyak orang di sekitar kita membutuhkan perhatian kita, komunikasi langsung dengan kita, senyuman atau sedikit marah dengan kita, yang tentunya tidak bisa diwakilkan dengan benda kecil yg disebut gadget ini. Jangan mudah dikendalikan gadget, karena kebiasaan dikendalikan gadget membentuk karakter kita mudah dikendalikan orang lain. Beruntung jika kita dikendalikan orang baik, bagaimana jika ada orang yg berniat jahat.

Senin, 26 November 2018

5 Kamera Murah Cocok Buat Vlog dengan Flip-Screen, Buat Video YouTube Jadi Mudah!




         Ingin menjadi Vlogger dengan kualitas video bagus tetapi tidak mempunyai banyak budget? Tenang, ternyata para Vlogger di luar sana juga tidak memakai kamera yang terlalu premium untuk merekam aktivitas mereka. Yang terpenting adalah sesuai kebutuhan, sesuai kegunaan, dan tentu saja Flip-Screen! Agar kita bisa sembari melihat hasil video saat merekam. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi kamera murah dengan flip-screen untuk kamu yang tertarik terjun ke dunia Vlog dengan kualitas video bagus, tapi tetap harga kamera tetap tidak terlalu mahal.

1. Samsung NX-Mini






         Kamera ini selalu membuat setiap orang yang melihatnya jatuh cinta dengan bentuk manis dan sangat kompak. Kamera dengan sensor 20.5MP bisa membawakan video kualitas FHD 30fps. Samsung NX-Mini pun bisa dibanderol dengan harga murah, yaitu hanya Rp. 3.499.999,-. Bila kita mencari konektivitas yang fleksibel, Samsung NX-Mini harus menjadi pilihan utama dengan kelengkapan HDMI D (Micro), Micro-USB, USB 2.0, dan WiFi! Sayangnya kelemahan utama dari kamera imut ini adalah kapasitas baterai dengan daya rekam yang singkat, yakni 29 menit.

2. Nikon Coolpix S9900 


        Bila lebih mementingkan kompak dengan kamera digital, Nikon Coolpix bisa menjadi pilihan pertama sebab harganya yang lumayan murah. Hanya seharga Rp. 4 jutaan kita sudah bisa merekam video kualitas FHD 60 fps ditopang kekuatan baterai dengan waktu rekam 1 jam. Kamera 16 MP dengan kemampuan Optical Zoom 30x akan menemani selfie yang keren di kamera yang layarnya bisa diflip di bagian samping ini. Sayangnya, konektivitas yang disediakan Nikon Coolpix S9900 masih terbilang minim, yaitu hanya USB dan HDMI.

3. Panasonic Lumix DMC LX10


     Bila kita bicara kualitas resolusi layar, maka Panasonic Lumix DMC LX10 satu-satunya pilihan yang menyajikan resolusi 4K. Dengan resolusi UHD 30fps ini, Panasonic DMC LX10 sangat cocok untuk Vloging di lingkungan outdoor. Tetapi patut diperhatikan, beberapa review mengatakan penangkapan Low-Light Panasonic DMC LX10 kurang begitu bagus daripada beberapa saingannya. Konektivitas mantab, ada microHDMI, AV Output (PAL / NTSC), USB (AV/USB Multi), dan WiFi. Sebab masih baru masuk Indonesia, harganya memang masih mahal di sekitar Rp. 9.500.000,- sampai 11 juta rupiah.

4. Sony DSC RX100




       Beberapa Vloger terkenal seperti Raditya Dika masih setia dengan Sony DSC RX100. Kelebihan utamanya adalah konektivitas yang sudah mendukung NFC dan WiFi. Selain itu, kemampuan fleksibilitas sensor kamera 20MP Sony RX100 berhasil membuatnya menyuguhkan kualitas FHD 1000fps! Pasti sangat keren saat membuat video slow-motion. Sony Cybershot DSC-RX100 Mark V masih berada di angka 14 juta rupiah. Bila terlalu berat, sahabat bisa mencari RX100 Mark III atau Mark IV yang masih dijual di toko-toko online Indonesia dengan harga bersaing.


5.Canon PowerShot G7 X Mark II
                       

     Nah inilah kamera yang paling populer dan paling banyak digunakan oleh para Vloger! Jadi pasti aneh bila tidak memasukan Canon PowerShot G7 X II ke dalam daftar. Memiliki bentuk fisik dan fitur kamera yang mirip dengan Sony RX 1000 IV, kamera ini menjadi alternatif dari RX 1000 dengan harga yang lebih murah tetapi memiliki kualitas video yang tak kalah baik. Sebab sensor kamera berkapasitas 20.2 MP menghasilkan warna sangat tajam dan jernih di video FHD 1080p 60 fps. Canon PowerShot G7 X Mark II dibanderol sekitar harga 8 juta rupiah.













Minggu, 25 November 2018

Perkembangan Kamera Fotografi



       Ilmu Kamera Pertama di Dunia adalah Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haitham, lahir di Basra, Iraq, pada tahun 65 M, dikenal sebagai Polymath, yaitu istilah yang diberikan kepada mereka yang menguasai berbagai bidang ilmu. Beliau adalah Muslim timur tengah yang menemukan Kamera pertama di Dunia.
    Abu ‘Ali Al-Hasan bin Al-Haitham lebih dikenal dengan nama Ibnu Haitham atau Al-Hazen. Beliaulah yang pertama kali melakukan experimen pada ruangan gelap (kamar kecil) dengan titik lobang untuk masuk cahaya, kemudian menyimpan bayangan yang terbayang masuk oleh cahaya tersebut kedalam, yang didalamnya sudah disediakan media untuk menyimpan bayangan tersebut.
     Cahaya yang diproyeksikan dalam kamar gelap yang digunakaan oleh Al-Haitham pada saat itu adalah cahaya bulan. Dan istilah penamaan Kamera atau Camera dalam bahasa Inggris ini mengadopsi dari bahasa arab yaitu Qumroh, berasal dari kata Qomar yang berarti Bulan.  
     Kamar gelap atau ruangan gelap pada saat itu dalam bahasa latin dikenal dengan istilah Kamera Obscura. Dan Kamera Obscura ini adalah cikal bakal kamera-kamera canggih yang ada pada saat ini.
     Salah satu buku fenomenal karya Al-Haitham dalam bidang optik adalah sebuah buku berjudul Kitab Al-Manazhir (Buku Optik), lewat karya ini dunia mengenal Al-Hatim sebagai perintis ilmu di bidang optik. Buku itu di barat di kenal dengan judul “The Optics”. Namun, kitab Manazhir saat ini sudah tidak diketahui lagi keberadaannya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis dalam bahasa latin.
           The Optics berisi teori-teori ilmu tentang cahaya, lensa, dan penglihatan ini banyak dipakai di Universitas-Universitas Eropa dan bahkan menjadi materi wajib di banyak kampus di negeri Eropa.
           Al-Haitham juga digelari sebagai “Firs Scientist” karena menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya adalah falak, Matematika, geometri, pengobatan, Fisika dan juga filsafat. Serta disiplin ilmu optic yang membuatnya menciptakan kamera.
           Penemuannya yang sangat fenomenal mengenai ruang gelap atau kamera obscura ini terjadi pada tahun 1020 M di Al-Azhar Mesir. Dan 19 tahun setelah penemuannya itu beliau meninggal dunia di kota yang sama, Mesir pada tahun 1039 M.



         Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.

1. Kamera Obscura

       Dari catatan sejarah, kamera Obscura (yang artinya kamar gelap) ditemukan pada sekitar tahun 1.000 setelah Masehi oleh Al-Haitam atau yang dikenal pula dengan nama lain Alhazen. Kamera ini dikembangkan dengan konsep lubang kecil di kotak gelap yang disinari cahaya mampu menghasilkan gambar.




   Sebelum dipopulerkan Alhazen, pada zaman sebelum Masehi tercatat bahwa konsep ini telah ditemukan oleh seorang filsuf bernama Mozi pada zaman sebelum Masehi.
     Baru pada abad ke-11, Alhazen menulis sebuah buku mengenai optik termasuk percobaannya meneruskan cahaya melalui lubang kecil ke ruangan gelap.
         Buku karangan Alhazen kemudian dipelajari oleh ilmuwan barat seperti Joseph Kepler. Ilmuwan ini ahirnya berhasil memperbesar proyeksi gambar yang dihasilkan kamera dengan menambahkan lensa negatif di belakang lensa positif.
      Robetrt Boyle kemudian juga berhasil membuat kamera kecil tanpa kabel pada tahun 1665.

2. Kemera Daguerreotypes dan Calotypes

        Hampir 900 tahun setelah ditemukannya kamera Obscura, pada tahun 1837 Joseph Nicephore Niepce yang berkebangsaan Prancis menemukan konsep fotografi yang praktis, yang kemudian dinamakannya sebagai Daguerreotypes.


      Di dalam sebuah kotak kecil dengan lubang cahaya, ia menambahkan pelat tembaga dan perak yang ditambahkan dengan uap yodium sehingga kamera generasi ini lebih sensitif terhadap cahaya.
      Setelah dilakukan eksposur pada kamera, gambar kemudian terbentuk melalui uap merkuri dan larutan natrium klorida. Niepce bekerja sama dengan partnernya Louis Daguerre untuk menemukan kamera ini, oleh sebab itulah nama kameranya dinamakan dengan nama penemunya.
       Setelah muncul Daguerreotypes, Henry Fox Talbot menyempurnakan proses terbentuknya gambar, dan berhasil menjual Calotype pada sekitar tahun 1840-an.

3.  Pelat Kering Collidion

    Mulai digunakan orang semenjak tahun 1857, kamera yang satu ini merupakan buah karya dari Desire van Monckhoven. Empat belas tahun kemudian, kamera pelat kering ini dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox yang berhasil menciptakan pelat basah yang kualitas dan kecepatan pengambilan gambarnya lebih baik.


   Perjalanan kamera Colliidion terus berlangsung hingga pada tahun 1878 ditemukan emulsi gelatin yang mampu meningkatkan sensitivitas kamera, sehingga kamera bisa mengambil gambar secara spontan.
   Saat-saat inilah dimana tripod dan alat bantu kamera lainnya tidak terlalu dibutuhkan untuk mengambil gambar. Sebuah kamera berukuran kecil beratnya tidak terlalu besar dan bisa dipegang dengan tangan kosong.

4. Kodak dan Kamera Film

   Para fotografer yang lahir di tahun 90-an pasti pernah mengenal kamera yang menggunakan roll film di dalamnya yang kemudian bisa dicetak menjadi sebuah foto.
    Sebetulnya pengembangan kamera film ini sudah dimulai satu abad sebelumnya, yaitu semenjak tahun 1885 oleh George Eastman yang memulai produksi film kamera, yang kemudian berkembang lagi menjadi seluloid pada tahun 1888-1889.


    Kamera film tersebut ia namakan dengan Kodak, yang kemudian mulai dikenalkan kepada masyarakat luas semenjak tahun 1888. Lebih canggih lagi dari sebelumnya, hanya terdiri dari satu buah lensa fokus dan satu shutter speed.
      Sampai akhirnya di akhir abad ke-19 Eastman telah berhasil membuat berbagai model kamera film, termasuk kamera berbentuk kotak dan kamera lipat.
   Walaupun kamera Kodak ini berhasil membuat fotografi menjadi tidak terlalu mahal bagi banyak kalangan, kamera pelat masih banyak digunakan orang waktu itu karena kualitasnya yang lebih baik.
     Untuk bersaing dengan kamera roll, kamera pelat era ini dilengkapi dengan majalah untuk menahan beberapa pelat sekaligus.

5. Kamera Compact dan Canon

   Sejarah kamera dilanjutkan dengan hadirnya kamera compact yang diteliti oleh Oskar Barnack di Leitz. Barnack menggunakan film 35 mm untuk membuat kamera yang dapat menghasilkan perbesaran gambar dengan kualitas sangat baik.


   Akhirnya, pada tahun 1913 terbentuklah pototipe Ur,Leica, kamera 35 mm yang kemudian pengembangannya tertunda karena adanya perang dunia pertama.
  Setelah beberapa kali mengalami perkembangan fitur, kamera Ur-Leica mulai dijual secara luas pada tahun 1923. Semenjak itu, konsumen pengguna kamera merasa sangat puas dan menyambut baik inovasi kamera yang satu ini.
    Dari sinilah kemudian muncul perusahaan pembuat kamera saingan Ur-Leica, yaitu kamera Canon yang perusahaannya berpusat di Jepang. Canon juga membuat kamera dengan film cine 35 mm, yang kemudian bersaing ketat dengan Ur-Leica.
  Kamera yang dibuat di negeri matahari terbit ini kemudian menjadi sangat populer setelah berakhirnya perang Korea yang membuat veteran Jepang banyak membawa kamera ini ke Amerika Serikat.
 Tentunya hingga kini Canon terus berinovasi memproduksi berbagai kamera canggih lainnya, sehingga sampai saat ini pun bisnisnya masih berjalan dengan subur.

6. TLR dan SLR

   TLR merupakan kepanjangan dari twin-lens reflex, sementara SLR adalah akronim dari single-lens reflex. Kamera TLR mulai dibuat oleh Franke&Heidecke Rolleiflex pada tahun 1928, sementara kamera SLR sebagai perkembangan lebih lanjut mulai diproduksi semenjak tahun 1933, yang pertama kali menggunakan 127 roll film.


Secara khusus, kamera TLR dilengkapi dengan dua lensa objektif dengan panjang focal yang sama. Satu lensa berguna untuk tujuan mengambil gambar, sementara lensa lainnya berguna untuk menangkap bayangan yang telah masuk ke lensa pertama.
      Sementara pada kamera SLR, hanya terdapat satu buah lensa yang sudah dikombinasikan dengan sensor gambar digital.
        Kamera SLR dipopulerkan oleh perusahaan Asahi Optical, yang pertama kali meluncurkan kamera SLR 35mm yang dinamakan dengan Asahiflex. Pada tahun 1950-an, mulai banyak kamera SLR yang beredar di pasaran, termasuk Canon, Yashica, dan Nikon.

7. Kamera Analog

     Sejarah kamera fotografi selanjutnya sampai pada tahun 1981 saat dimulainya pembuatan kamera analog, yang teknik pengambilan gambarnya masih bisa menggunakan film seluloid (klise/film negatif). Yang pertama kali membuat kamera analog ini adalah Sony Mavica.


    Pada Olimpiade 1984, pertama kalinya kamera analog yang diproduksi Canon digunakan untuk memotret Yomiuri Shinbun yang hasilnya kemudian dimuat di surat kabar Jepang.
   Namun seiring perjalanannya, kamera analog kurang mendapat antusias masyarakat karena biaya penggunaannya yang sangat mahal, serta kualitas gambar yang kurang baik jika dibandingkan dengan kamera lain. Aplikasi kamera analog saat ini banyak dipakai untuk kamera CCTV.

8. Kamera Digital

     Kamera digital pertama kali dikembangkan oleh Fuji pada tahun 1988, yang menggunakan kartu memori 16 MB untuk menyimpan data foto yang diambil.
        Selanjutnya kamera digital mulai dikenalkan pada masyarakat luas semenjak tahun 1989 oleh Fuji. Pada tahun 1991, dimulailah pemasaran kamera digital Kodak DCS-100 yang beresolusi 1,3 megapiksel dan ditawarkan dengan harga US$ 13.000.


        Format foto kamera digital mulai beralih menjadi JPEG dan MPEG yang tidak memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Pada tahun 1995, kamera digital dengan kristal cair di bagian belakang lensa mulai dikembangkan oleh Hiroyuki Suetaka dengan nama kamera Casio QV-10.
      Kamera DSLR mulai ditemukan pada tahun 1999 awal dengan peluncuran Nikon D1 yang berhasil menekan biaya produksi hingga US$ 6.000 saja. Jenis kamera ini mampu menghasilkan gambar yang sangat baik dan beresolusi tinggi.
   Hingga kini pun kamera DSLR masih banyak digunakan oleh para fotografer dengan berbagai macam lensa yang bisa dilepas-pasang. Selain itu, secara umum harga kamera DSLR tidak semahal dahulu. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat di 10 kamera DSLR terbaik 2018.


  Demikianlah perkembangan kamera fotografi dari masa ke masa. Semoga sejarah kamera ini menambah pengetahuan Anda di dunia fotografi.

Sumber :
https://mitrakamerasite.wordpress.com/2017/01/24/penemu-kamera-pertama-di-dunia/
https://www.foldertekno.com/sejarah-kamera/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kamera 

Kita Mengandalikan atau Dikendalikan oleh Teknologi ?       Tahukah kamu apa itu “ Teknologi “ ?  Kemajuan teknologi saat ini tidak bi...